Sunday, February 3, 2013

(Njrit. otak gw. otak gw, kesemutan. sayang gw ga sepinter & sebijak lo)
Kenapa kita, manusia, generally selalu mengklasifikasikan something menjadi 2 parts? hitam-putih. gelap-terang. jahat-baik, pro-kontra dll. Why not three? hitam-putih-abu? gelap-temaram-terang? jahat-setengahjahatsetengahbaik-baik. :p
Begitu juga pembagian otak. Apakah otak memang benar adanya kiri dan kanan? Sisi logis-analitis dan bebas-kreativitas.Atau memang karena dualisme otak itu sendiri, kita menjadi makhluk yg suka mengklasifikasi? Eeetapi... Ummm... klasifikasi kan kerja otak kiri? Atau.. atau.. ini adalah dikotomi yang sesat dan membodohkan? Atau ini hanyalah metafora untuk sekedar memudahkan kita belajar? Lantas, bagaimana dengan saya? apakah saya masuk si dominan kiri atau kanan? Beberapa teman sempat menjudge : "Lo itu kanan, kamar mana pernah ngga berantakan?" "Selera design dan musik lo bagus, you're right-brained-man". Di satu sisi, "Lo itu kiri flow!" Apa-apa mesti di-schedule, apa-apa mesti super detail. sampe mau boker sekalipun terjadwal di galaxy tab lo Gilak.


(Wait! gw tau. gw tau. coba ambil perspektif yang lain, bisnis misalnya!)
Jadi, tepat setahun yang lalu. Saya dan 8 orang random, brainlessly membuat sebuah ajang diskusi ngarol-ngidul-sambil-ngopi-ngopi bertajuk bisnis, dengan nama ***. Niat kami amatlah polos, menjadi kaya dengan cara berkarya. Dari satu cafe ke restaurant murah lain, kita berdiskusi ttg bisnis, sharing pengalaman di lapangan, atau sekedar ide usaha. Saya ingat, ketika awal terbentuk, cuma 1-2 orang, kemudian ningkat 8, beranak lagi sampai 1 cafe penuh. Mengundang pembicara bisnis baru tiap minggunya, brainstorming berjam-jam sampai otak kesemutan. Yang namanya komunitas bisnis, makhluk-makhluk di dalamnya sangatlah beragam, mulai dari
#1-team-kutu-buku-tanpa-bisnis-nyata (baca : korban keracunan) buku2 motivasi semacam : Robert T. Kiyosaki,  John C. Maxwell, Robert Shemin, dll. mereka yg rajin baca sampai tersesat harus mulai dari mana bisnisnya.
#2-team-sekedar-pengen-tau-doang mereka strangers yang kepo akan komunitas biasanya masih pegawe.
#3-team-pebisnis-pemula-yang-masih-mengebu-ngebu mereka yang in business tapi jam terbang masih kurang dari setahun, but umm, well, menghasilkan meskipun untung usaha masih dipake muterin modal.
#4-team-pebisnis-senior-sekaligus-mentor sudah punya sistem yang jelas, visi-misi yang jelas, dan datang ke komunitas pure untuk membagikan pengalaman demi pengalaman (for free).
#5-team-pebisnis-jaringan-yang-pengen-prospecting-orang-dalam-komunitas  serigala pemakan domba-domba lugu terutama si tukang baca sama si pengebu-ngebu yang belum punya visi-misi. 
Bukannya sinis sama yg namanya MLM, tapi mari abaikan tim ke-5. Saya sendiri masuk ke kategori tim ke-3. Dengan berbagai latar bidang usaha, ternyata dualisme pikiran kembali terjadi disini. Ketika, tim ke-4 banyak yg datang, beribu teori terjejal di kepala, mindset berbenturan. Mungkin ini juga yang membuat tim ke-1 bingung dan semakin bingung untuk mulai. Penyebab kesemutan otaknya seperti ini :
tim ke-4 yang beberapa adalah alumni dari E* (* University) cenderung bersabda, "Bisnislah dengan otak kanan. Ahh, udah jangan banyak mikir, hajar aja! Berani kok ngutang di bank" "Kalo lo udah ngutang, nanti bakal ada pressure tersendiri buat ngelunasinnya" "Kebanyakan mikir gak bakal mulai-mulai tuh usaha!"
Di sisi lain, tim ke-4 yang beberapa juga dari petinggi komunitas lain, **A bilang "Sebelum bisnis itu lo harus punya rincian detail ini-itu, lengkap dengan neraca keuangan, akuntansi, business plan (yang cukup belibet), ibarat mau bikin rumah, harus ada blueprintnya dulu!"
Daan. Debat tak berujung pun kemudian terjadi, di kalangan para newbie, anak-anak muda polos ini. Lagi-lagi dengan kanan atau kiri.


(Kalo romance bagaimana? hmm. tapi gw bingung nulis bagian ini)
Saya tidak akan bicara banyak tentang masalah ini, mari bahas sedikit saja. Pick Up literally berbicara tentang bagaimana kita berinteraksi asik dengan totally strangers. Pasti kaget dan aneh. Sama halnya ketika, 2 tahun lalu, saya baru pertama kali mengetahui akan adanya budanya ini. Dimana, kita bisa bebas masuk ke lingkaran sosial siapapun, dimanapun, dan kapanpun (tapi sih, karena penggiatnya para pria, jadi lingkaran utamanya ya wanita).Bayangin aja, kamu jalan ke mall, dan tiba-tiba ada yang nyamperin. atau lagi asik di bar, ada yang datengin. padahal kamu ngga kenal, ngga juga tau. Haha; Tapi jangan salah, budaya ini, sudah mulai menjalar di Indonesia. Apalagi sudah banyak sekali pelatihan-pelatihannya baik itu yang official ataupun unofficial. Ini yang membuat saya terlanjur berkecimpung di dalamnya. Menjadikan saya mesin sosial. Punya brotherhood super setia dimana-mana, dan tersebar di hampir-seluruh indonesia bahkan dunia. Brother yang sudah punya berjuta experienced, benang merahnya cuma 1, mereka juga sharing dan saling mementori satu sama lain dan juga ke para newbie. Mirip atmosfernya, bahkan mirip banget dengan komunitas bisnis yg saya jelaskan di atas, berikut juga pembagian team-teamnya tadi. Bahkan kegaluannya serupa, disini pun terjadi juga perhelatan akbar tak berujung. 2 kubu yang sama-sama bagus namun berbeda mindset.  Direct-indirect. simplenya berinteraksi dengan strangers, tanpa banyak berpikir/bebas/suka and direct to the point - (a t a u)- terskenario/runut/detail dan indirectly tell the point. Lagi-lagi kanan-kiri.


(Ceritanya di blog ini, gw kutu buku. bahas buku deh biar keren)
Jadi, akhir-akhir ini saya rajin ke toko buku. Buat sekedar baca di tempat tanpa beli. Maklum, karena tumpukan buku di rumah, bahkan udah menggunung. Jadi, mending baca di toko ketimbang dibeli tapi ngga dibaca juga ujung-ujungnya. Kemudian bertemulah saya, dengan buku-buku yang mejeng di bookshelf 10 besar best-seller, 2 diantaranya adalah buku si pakar motivasi otak kanan yg ternyata dulu juga jebolan E* (* University). Mungkin karena infleunce BESAR beliau, banyak anak didiknya yang tergerak untuk menulis buku motivasi serupa, macem "Melejitkan Omzet dengan otak kanan" "Marketing dengan Otak kanan" blablableh . Nah itu bisnis, sekarang ke bookshelf psikologi juga begitu. "Melatih anak otak kanan" "Belajar lebih cepat dengan Otak Kanan" dan tetek bengek lainnya. Pindah ke bookshelf science : ada 1 buku (yg sekilas saya baca di toko juga), yang membuat saya agak tercengang (lupa judulnya apa, yg jelas isi otak kanan gitu). Disana dibilang, era manusia ada 5 yaitu : otot-agraris - industri - informasi- kreatif. Dan, diprediksikan sekarang kita berada di era informasi (dimana masa-masanya komputer dan internet). kemudian nanti (mungkin) beberapa tahun ke depan, akan ada era dimana kreatiflah yang menguasai, karena para dokter telah diganti oleh robot, teknisi diganti robot, guru diganti robot dan seni menjadi masa jaya. Lukisan dan buah tangan menjadi mahal. Oh Crap, ekstrim-kanan sekali si penulisnya.


(Can, we just quit this stupid metaphor and disscusion? Please! please!)
Iya, kalo dibahas mungkin bisa sampe buat buku untuk membahas masalah ini. Tapi simpulan ceritanya, ternyata banyak kok yang setuju kalau right-left-brain inilah yang membuat kita stuck. Otak manusia lebih dari itu. Lebih kompleks dari sekedar kiri-kanan, serius. Menurut perspektif saya sendiri, penggunaan isitlah kanan-kiri utk metafora yg mempermudah pembelajaran sih tak masalah. Tapi, sayang sekali kalau terlalu ekstrim penerapannya, bahkan terlalu dimaknai secara literal. Kasian tau. Lebih asik kalo, kita bebaskan pikiran dan tak terbelenggu dengan pembagian ini-itu. "Think outside the box, execute inside the box" seperti kata Yoris Sebastian. Sama dengan kesemutan otak saat bahas romance dan business tadi. Yang namanya bisnis dan romansa adalah 2 hal yang dinamis bukan statis. Kadang cara 1 cocok untuk 1 orang, cara yg sama tak cocok untuk orang lain. Tak ada pakem yang pasti, semua punya jiwa/soul/tipenya masing-masing, dan ya iyalah kedua otak sangat diperlukan. Saat dibutuhkan kreatif ya be creativelah, saat dituntut sistematis dengan schedule yang ketat ya disiplinlah. Karena, banyak yang saking kreatifnya (kemungkinan abis baca bukunya si pakar otak kanan) merasa TAK BOLEH berkerja secara runut dan saking merasa sistematisnya LUPA kalau dirinya punya jiwa kreatif. (AHA! gw lebih suka pakai sistematis-kreatif ketimbang kanan-kiri.OMG! kesemutan lagi kan, jadinya.errrrrrrr.)

Denpasar, Lantai 4 KPP Badung Selatan
#7harimenulis

Blogroll

 

Copyright 2010 tercerahkan dalam alinea.

Theme by WordpressCenter.com.
Blogger Template by Beta Templates.