Sunday, February 17, 2013

Valentine itu sendiri adalah sebuah paradox. Kenapa? Coba ditelaah, betapa tragisnya Santo Valentinus yang dipancung mati karena mencintai. Membuat kematiannya yang menyedihkan, menjadi sebuah perayaan cinta yang penuh kasih sayang. 1 hari yang dispesialkan diantara 364 lainnya, dimana milyaran Val Day’s card terkirim. Diiringi Coklat. Bunga. Momen. Cinta. Sementara itu, ada beberapa orang yang merasa benci, dendam, and “I’m sick with all these valentine's things”-feeling.


Familiar dengan obrolan seperti di bawah ini?
a.  Valentine itu harusnya dirayain setiap hari, perayaan kasih sayang kan bukan cuma di 14 februari. (Aulia, 25, customer service bank swasta)

Sunday, February 3, 2013

(Njrit. otak gw. otak gw, kesemutan. sayang gw ga sepinter & sebijak lo)
Kenapa kita, manusia, generally selalu mengklasifikasikan something menjadi 2 parts? hitam-putih. gelap-terang. jahat-baik, pro-kontra dll. Why not three? hitam-putih-abu? gelap-temaram-terang? jahat-setengahjahatsetengahbaik-baik. :p
Begitu juga pembagian otak. Apakah otak memang benar adanya kiri dan kanan? Sisi logis-analitis dan bebas-kreativitas.Atau memang karena dualisme otak itu sendiri, kita menjadi makhluk yg suka mengklasifikasi? Eeetapi... Ummm... klasifikasi kan kerja otak kiri? Atau.. atau.. ini adalah dikotomi yang sesat dan membodohkan? Atau ini hanyalah metafora untuk sekedar memudahkan kita belajar? Lantas, bagaimana dengan saya? apakah saya masuk si dominan kiri atau kanan? Beberapa teman sempat menjudge : "Lo itu kanan, kamar mana pernah ngga berantakan?" "Selera design dan musik lo bagus, you're right-brained-man". Di satu sisi, "Lo itu kiri flow!" Apa-apa mesti di-schedule, apa-apa mesti super detail. sampe mau boker sekalipun terjadwal di galaxy tab lo Gilak.

Blogroll

 

Copyright 2010 tercerahkan dalam alinea.

Theme by WordpressCenter.com.
Blogger Template by Beta Templates.